Menurut para pakar imuwan tentang
bagaimana memahami mengenal diri, kebanyakan orang memiliki keyakinan yang
salah tentang siapa diri mereka sebenarnya, yang dibentuk oleh kebiasaan mereka
sendiri yang dihasilkan oleh neuron-neuron. Menurut para ahli dibidang
psikologi dan neurosains seperti : Fansisco Varela, Richard Davidson dan
Goleman, ternya ta latihan-latihan meditasi yang telah mereka amati ternyata
berhasil bahkan mampu mngatasi perasaan yang terbatas seperti: cemas, takut dan
sebagainya, yang semua itu adalah gosip-gosip dari neuron (saraf) saja dan pada
dasarnya adalah kebiasaan dan kebiasaan itu bisa diubah.
Pikiran sejati diartikan secara
harfiah adalah "hakekat sejati mereka yang sudah melewati jalan dimana
orang-orang yang telah menggapai pencerahan" dengan kata lain orang-orang
yang pikirannya telah melampaui batasan-batasan normal yang tidak bisa
dijelaskan dengan kata-kata. Sedangkan secara hakekat esensi dari kesempurnaan
pikiran dasar kita. Untuk memahami ini anda harus langsung mengalaminya sendiri
yang kebanyakan dari kita hanya menglaminya dalam bentuk sensasi yang cepat dan
spontan. Sebnarnya pikiran sejati itu adlah kemampuan untuk menghasilkan apa
saja bahkan ketidaktahuan hakekatnya sendiri. Hakikat sejati pikiran tidak bisa
digambarkan secara langsung melainkan harus menuju pada jalan dimana seseroang
langsung harus merasakan pengalaman langsung tersebut.
Didalam pikiran sejati tidak ada
penolakan atau penerimaan., tidak ada kesalahan atau kemenangan. Pikiran sejati
tidak dapat tersentuh dengan pikiran-pikiran yang tidak menyenangkan atau
pemikiran umum dimana sesuatu yang dianggap dengan kepedihan. Hakekat pikiran
pada dasarnya adalah damai.
Meditasi dalam bahasa Tibet disebut dengan Gomyang yang
artinya "membiasakan diri" dan latihan praktek meditasi pada
hakekiatnya adalah latihan membiasakan diri dengan hakekat sejatinya pikiran
anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar