Kesamaan antara prinsip-prinsip
mekanika kuantum dengan filosofi meditasi mengenai kekosongan dan keberadaan
adalah fenomena yang sama. Teori-teori fisika klasik didasarkan pemahaman para
jenius abad ke-17, seperti Isac Newton menjelaskan Bahwa alam semesta dianggap
sebagai mesin raksasa yang bekerja secara teratur.
Menurut mesin ini, bila
seseorang mengetahui lokasi dan velositas yaitu kecepatan dan arah sebuah
gerakan setiap partikel di alam semesta dan kekuatan mereka diwaktu tertentu
maka dalam memprediksi posisi dan kecepatan setia partikel dialam semesta pada
masa yang akan datang, kapan saja bisa dilakukan. Alam semesta dapat dipahami
sebagai sebuah jaring raksasa setiap partikel individual yang dikoneksikan oleh
hukum sebab akibat yang absolut dan bisa dimengerti.
Teori-teori fisika klasik
ini didsarkan pada fenomena skala besar seperti gerakan bintang, planet dan interaksi
antara benda-benda dibumi. Tetapi kemajuan abad ke -19 dan 20 fenomena-fenomena
diskala kecil bahkan lebih kecil lagi, para ilmuwan telah mampu meneliti
perilaku fenomena-fenomena itu, yang membentuk dasar mekanika kuantum.
Dalam
penelitian ini telah dapat dipahami bahwasannya fenomena-fenomena materi yang
berskala sangat kecil, bergerak tidak teratur seperti yang dideskripsikan
fisika klasik. Salah satu hal yang paling membngungkan dalam percobaan ini
adalah apa yang kita sebut sebagai wujud, ternyata tidak semudah didefinisikan
seperti yang selama ini kita yakini. Dimana ditingkat subatomik wujud
bertingkah membingungkan terkadang menunjukkan berupa partikel-partikel materi,
terkadang menunjukkan gelombang energi non materi. Jadi teori-teori klasik yang
menyatakan kondisi alam semesta dalam hal lokasi dan kecepatan
partikel-partikel ternyata tidak sesuai.
Mekanika kuantum yang berkembang
sepanjang waktu dari hukum-hukum fisika klasik itu, lebih kurang sama dengan
pemahaman mengenai teori Insight dalam bermeditasi. Sifat alami dari pengalaman
berkembang perlahan-lahan dengan setiap insight dibangun diatas insight
sebelumnya, sesuai dengan tingkat pemahaman. Sebagai contoh fenomena energi
yang diumpamakan kayu yang terbakar, kayu itu hakekatnya tidak hilang hanya
berubah menjadi asap atau bara atau dibentuk dalam bentuk yang lain.
Dalam
hukum "kekalan energi" menyatukan bahwa energi tidka bisa dihancurkan
tetapi bisa diubah dalam bentuk yang lain. Contoh energi uap gas pada bensin
bisa diubah menjadi energi mekanik yang mampu menggerakan mobil. Albert Einsten berabad-abad kemudian lewat
rumusnya yang terkenal dnegan E=MC2, menjelaskan sebenarnya sebuah fenomena
yang tidak kekal, seperti contoh pad air, pada kondisi dingin ia bisa berubah
menjadi es, pada temperatur basa berubah mencair menjadi air lagi. Ketika
dipanaskan, air berubah menjadi uap dan didalam penelitian di laboratorium air
bisa diubah menjadi atom hidrogen dan oksigen dan ketika atom-atom itu diteliti
lebih mendalam ternyata terdiri dari dari partikel-partikel subatom yang lebih
kecil.
Diawal abad 20 seorang ahli
fisika inggris J.J. Thomson menemukan bahwa atom entitas yang solid melainkan
terdiri dari partikel-partikel yang lebih kecil, secara elektronik disebut
dengan elektron. Berdasarkan penelitian Thomson, seorang fisikawan bernama
Edward Rutherford menciptakan model atom berupa sebuah sistem matahari mini
yang terdiri dari elektron yang memutari sebuah inti ditengah atom yang disebut
dengan Nucleus.
Pada tahun 1914, Niels Bohr menemukan bahwa jika elektron
elektron didalam atom diperlakukan sebagai gelombang, tatanan tingkat energi
energi yang berbeda pada setiap atom (spektrum atom) dapat dijelaskan secara
tepat. Ini adalah salah satu kesuksesan besar awal dari mekanika kuantum dan memaksa
para ilmuwan dunia untuk memulai memikirkan teori baru yang aneh ini dengan
serius. Hampair pada saat yang bersamaan, Albert Einsten menunjukan bahwa
cahaya bisa dideskripsikan bukan sebagai gelombang melainkan sebagai partikel
yang disebut dengan photon. Ketika photon diarahkan ke lempengan metal mereka
mempercepat aktivitas elektron yang menghasilkan listrik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar