Metode mengamati dan menganalisa
pikiran secara langsung disebut pula dengan Meditasi. Sebenarnya teknik kuno
ini telah dilakukan oleh para bijak ribuan tahun lalu dan kini telah
dipopulerkan oleh para ilmuwan sebagai psikoterapi dan penyembuhan penyakit.
Dalam mempelajari meditasi guna
memahaminya, pengetahuan konseptual saja tidak cukup , karena anda harus
memiliki keyakinan yang bersumber dari pengalaman.
Seorang pertapa dari India
provinsi Bihar yang telah mempraktekkan meditasi ribuan tahun lalu disebuah tempat yang bernama Bodhgaya, ia
mempraktekkan meditasi pertama kali dengan membayangkan sebuah pohon dan
menyelami dalam, semakin dalam ke dalam pikirannya. Setelah hari demi hari
berlalu akhirnya ia menemukan apa yang ia cari selama ini yakni sebuah
kesadaran yang tidak mudah dihancurkan dan tidak terbatas.
Setelah bangkit dari meditasinya
kini pertapa itu bukan lagi seorang pertapa seperti diri sebelumnya melainkan
mejadi "ia yang tersadarkan". Ia kini telah menyadari potensi
sejatinya yang sempurna, yang sebelumnya dibatasi oleh apa yang kita sebut
sebagai dualisme. Dualisme ini adalah bukannya kelemahan atau kesalahan. Ia
adalah sebuah mekanisme bertahan yang rumit yang mengakar kuat didalam stuktur
dan fungsi otak dan dapat diubah menjadi sebuah energi yang dahsyat melalui
pengalaman bermeditasi. Ajaran kasih dan pengendlian diri yang muncul pada
performa meditasi pada Sang Pertapa ini diikuti ribuan bahkan jutaan muridnya.
Lebih dari 2500 tahun kemudian ajaran kasih dan meditasi ini menjadi ketertarikan
para ilmuwan untuk meneliti praktek meditasi (Insight). Peneltian ini lebih
akurat lagi setelah mereka melakukan pendekatan ilmu meditasi lewat pengalaman
dan praktek meditasi yang telah dilakukan para Guru-guru besar meditasi melalui
cerita, metafora dan perumpamaan.
Silsilah
tertua dari ajaran Meditasi tertua misalnya di Tibet terkenal dengan aliran
Nyingma yang artinya "Tua", sekitar abad ke 7 dan ke 9. Metode
meditasi tertua ini dikenal dengan Kagyu yang artinya "Ka" =
Perintah, "gyu" = Guru / Silsilah. Bagi mereka yang hidup mengabdikan
diri berlatih dan belajar dalam mempraktekkan Meditasi mereka menyebarkan
seluruh ilmu-ilmunya kepada murid-muridnya tapi mereka semua tetap satu taat
ucapan atau perinyah guru-guru mereka yang bersilsilah. Silsilah seperti ini
persis yang ada di Indonesia dengan ajaran padzikiran yang diterapkan pada
perkumpulan jamaah majelis dzikir Thoriqot yang mengabdi dengan para guru yang
bersilsilah dari guru ke guru. Tujuan dari ini semua adalah tiada lain dalam rangka
menjaga dan melestarikan apa yang pernah diberikan oleh para guru-guru besar
meditasi yang bersilsilah dan agar tetap murni sama seperti ayang telah
diberikan metode praktek meditasi itu sendiri dari guru-guru sebelumnya dan
dilaksanakan oleh murid muridnya dengan cara atau metode yang sama.
Budaya barat saat memahami
Meditasi dalam penelitiannya, tidak percaya atau tidak memiliki budaya yang
sama dalam hal transmisi energi dari guru ke guru atau transmisi spirit seorang
guru besar meditasi yang berkelanjutan atau bersilsilah pada penerusnya, saat
membingkai meditasi menjadi sebuah ilmu pengetahuan modern. Misalnya saja
seorang sejenius Albert Einstein menghampiri murid-muridnya yang cerdas dan
berkata, " Begni, sekarang saya akan ajarkan semua hal yang sudah saya
pelajari dan kuasai kepada kamu. Tugas kamu adalah menjaganya beberapa waktu
dan ketika saya kembali lagi ke kehidupan ini dengan tubuh yang lain 20 atau 30
tahun kemudian, tugas kamu adalah mengajarkan kembali semua hal yang sudah aku
ajarkan kepada seorang anak muda yang akan mampu kamu kenali lewat
petunjuk-petunjuk yang akan saya berikan kepadamu. Dan jika sesuatu yang buruk
terjadi, kamu harus mengajarkan semua yang sudah aku ajarkan kepada kamu kepada
beberapa murid yang lain yang kualitas akan kamu mampu kenali lewat apa yang
akan saya tunjukkan kepada kamu - hanya untuk memastikan ajaranku tidak ada
yang hilang".
Satu hal yang belum berubah dalam
dunia modern saat ini adalah pentingnya menerima ajaran-ajaran lewat transmisi
langsung dari mereka yang telah menguasainya dengan sempurna. Lewat hubungan
langsung dengan guru-guru yang masih hidup, sesuatu yang sungguh berharga
diberikan; seakan-akan seperti sesuatu yang hidup dan bernapas telah diberikan
dari jantung sang guru kepada muridnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar